GAYA BAHASA
DALAM PUISI
MAKALAH
Memenuhi tugas individu matakuliah
Bahasa Indonesia
Yang dibina Bapak Didin Widyartono, M.Pd
Oleh
Ida Elysa
125110107111023
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
September 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa
merupakan salah satu hal terpenting bagi manusia. Karena tidak dapat dipungkiri, dengan bahasa kita semua
bisa berkomunikasi. Dari sanalah bahasa dijadikan sebagai media komunikasi dan sebagai sarana
bertukar pikiran. Pada dasarnya bahasa digunakan oleh setiap makhluk hidup.
Namun manusialah yang sangat erat kaitannya dengan bahasa karena manusia
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Dengan akal
dan pikiran manusia dapat mengolah dan menjadikan bahasa itu beragam dan indah.
Oleh karena itu bahasa menjadi beranekaragam. Selain sebagai alat komunikasi,
bahasa juga dapat dijadikan sebagai identitas suatu tempat atau asal usul
seseorang. Karena bahasa yang digunakan di setiap daerah/ wilayah berbeda.
Pengucapan dan gaya bahasa pun juga menjadi identitas seseorang. Oleh karena
itu bahasa sangatlah penting. Terlepas dari fungsinya, bahasa juga dapat
menghasilkan karya sastra yang indah. Namun, tidak mudah untuk membuat karya
sastra yang indah dan penuh makna. Pemilihan kata dan penggunaan bahsa dalam
karya sastra itu sendiri yang membuat sebuat sebuah karya seseorang menjadi
indah dan penuh makna. Dengan pemilihan kata dan gaya bahsa yang bagus, maka
akan lahir pula sebuah karya sastra yang indah dan penuh makna. Sebuah karya
sastra dihargai dan disanjung apabila pemilihan kata dan bahasanya bagus. Oleh
karena itu bahasa tidak hanya penting untuk alat komunikasi dan sebagai
identitas suatu wilayah saja, namun juga dalam dunia sastra bahasa juga
merupakan hal terpenting.
Dengan
bahasa penulis berkarya, dengan bahasa pula pembaca dan pendengar mengetahui
makna dalam karya sastra itu sendiri. Dalam pembahasan ini, lebih
dititikberatkan atau lebih ditekankan pada penggunaan bahasa dalam puisi. Puisi
merupakan sebuah karya sastra yang mempunyai gaya bahasa menarik. Dalam puisi
itu sendiri terdapat beberapa ketentuan yang meliputi gaya bahasa. Seperti
penyair-penyair Indonesia, Chairil Anwar dengan sebuah karyanya yang berjudul
Aku-nya, Putu Wijaya, dll yang telah berkarya dengan pemilihan kata dan gaya
bahasa yang bagus sehingga membuat makna dari karya-karyanya menjadi bagus dan
penuh makana. Bagitu pun secara periodik yakni angkatan balai pustaka (’20-an),
pujangga baru (’30-an), angkatan ’45, ’60, hingga angkatan ’70-an. Dalam
pembuatan karya sastra khususnya puisi, penggunaan bahasa sangatlah penting,
karena pemilihan gaya bahasa dalam puisi itulah yang sangat diperhatikan oleh
pembaca. Karena isi puisi tersebut dapat dipahami dengan membaca dan mengamati
gaya dan pemilihan kata itu sendiri. Selain itu pembaca dapat tertarik dan
dapat merasakan apa yang disampaikan oleh penyair di dalam bahasa puisi itu
sendiri.
Dalam
puisi majas juga diperlukan karena dapat membuat puisi itu indah. Namun pada
saat ini, minat pembaca puisi menurun. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan
bahasa yang sulit dimengerti oleh pembaca. Majas yang terdapat di dalam puisi
saat ini sangat beraneka ragam. Oleh karena itu pemilihan kata dan gaya bahasa
itu penting untuk membuat sebuah karya sastra yang bagus dan penuh makna
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian bahasa itu sendiri?
2. Bagaimanakah gaya bahasa dalam pembuatan
puisi?
3. Seberapa pentingkah gaya bahasa dalam sebuah
puisi?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari bahasa
itu sendiri.
2. Untuk mengetahui bagaimana gaya bahasa yang
digunakan dalam puisi.
3. Untuk mengetahui seberapa pentingkah
penggunaan bahasa dalam puisi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dalam
kehidupan manusia. Bahasa juga dijadikan alat untuk bertukar pikiran. Pada
dasarnya bahasa dimiliki dan digunakan setiap manusia dimuka bumi. Dengan
bahasa semua manusia dapat beraktivitas dan berkarya sehingga bahasa menjadi
hal yang penting. Bahasa juga dapat menjadi identitas suatu daerah, dengan
bahasa sekelompok manusia akan berkomunikasi dengan ucapan kata serta gaya
bahasanya, itulah yang bisa menunjukkan asal daerah mereka. Gaya bahasa setiap
daerah relatif berbeda, oleh sebab itu bahasa menjadi beranekaragam dan banyak
mengandung makna. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) “memberikan
pengertian dua bahasa.Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah system komunikasi yang mempergunakan
symbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer”. Selain itu Mackey
(1986:12) menyatakan bahwa “bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lengguage
may be form and not matter ) atau suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer,
atau juga suatu system dari sekian banyak sistem-sistem”. Bahasa tidak hanya
digunakan sebagai alat komunikasio dan identitas suatu wilayah, tapi bahasa
juga digunakan untuk menciptakan suatu karya sastra. Dengan pemilihan kata dan
gaya bahasa yang bagus, maka akan menghasilkan suatu karya sastra khususnya
puisi yang berkualitas. Dalam puisi bahasa sangat erat kaitannya. Dengan bahasa
yang beranekaragam dan penggunaan majas yang bervariatif maka akan menghasilkan
sebuah karya sastra khususnya puisi yang bagus dan penuh makna.
2.2 Gaya Bahasa dalam
Puisi
Gaya bahasa merupakan suatu aturan dalam ruang lingkup
bahasa yang digunakan menjadi tolak ukur suatu karya. Seperti pendapat Keraf
(2012) “gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah
style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilis, yaitu semacam alat untuk
menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi
jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi”. Sedangkan gaya bahasa menurut
Abram (dalam Al Imron, 2009:142) adalah “cara pemakaian bahasa dalam karangan,
atau bagaimana seseorang pengarang menggungkapkan sesuatu yang akan
dikemukakan”. Sedangkan menurut Leech &Short (dalam Al Imron, 2009:142)
“dibagi makna tanda tersebut ditentukan oleh konvensi sastra. Dengan demikian
untuk dapat memahami makna puisi secara total kita dapat mengkaji hubungan
stalistika itu sebagai salah satu unsur yang membangun puisi tersebut dengan
unsur-unsur yang lain secara keseluruhan”. Namun
dalam segi pembagian gaya bahasa dalam puisi, masih dibagi menjadi beberapa
bagian. Seprti menurut pendapat Keraf (2000:116) “membagi gaya bahasa menjadi
empat, yaitu gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdarkan nada
yang terkandung dalam wacana, gaya bahasa berdasrkan struktur kalimat, gaya
bahasa berdasrkan langsung tidaknya makna”.
1)
Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata
Gaya bahasa ini membahas ketepatan dan
kesulitan dalam situasi-situasi tertentu.Kata yang paling tepat untuk posisi
dalam kalimat dan tepat tidaknya pemakaian kata tersebut dari lapisan pemakaian
bahasa dalam masyarakat. Gaya bahasa ini meliputi gaya bahasa resmi, tidak
resmi, dan percakapan.
2)
Gaya bahasa berdasarkan nada yang
terkandung dalam wacana
Gaya bahasa ini didasarkan pada sugesti
yabf dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana.
Gaya bahasa ini meliputi gaya sederhana, mulia dan bertenaga, serta menengah
3)
Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
Struktur
kalimat bersifat periodic, kendur, dan berimbang. Periodik apabila bagian yang
terpenting mendapatkan penekanan di akhir kalimat. Kendur apabila penekanan
dilakukan di awal kalimat. Berimbang apabila dua bagian kalimat atau lebih
memiliki kedudukan sederajat. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dibagi
atas klimaks, antiklimaks, paralelisme, antithesis, dan repetisi.
4)
Gaya bahasa berdasarkan langsung
tidaknya makna
Gaya bahasa ini sering disebut “trope”
yang berarti penyimpangan. Gaya berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya
makna yaitu acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotasi atau sudah
ada penyimpangan. Gaya bahasa ini dibagi menjadi dua yaitu gaya retoris dan
gaya kiasan. Salah satu unsur puisi ialah gaya bahasa itu sendiri. Gaya bahasa
dalam sebuah puisi biasanya mencakup berbagai majas dimana majas itu digunakan
untuk menambah bobot dan penekanan pada puisi tersebut. Majas-majas yang
digunakan seperti majas simile, hiperbola, personifikasi, metafora, dan
metonimi. Penekanan suatu makna yang terdapat dalam sebuah puisi biasanya
terletak pada majas-majas yang digunakan.
2.3 Pentingnya Gaya Bahasa dalam Puisi
Bahasa sangatlah erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Bahasa juga merupakan unsur pokok dalam pembuatan suatu karya
sastra. Dalam pembuatan sebuah karya sastra khusunya puisi, namun menurut
pendapat Kleden (1983)”bahwa hakikat puisi bukanlah susunan kata-kata yang
membentuk barisan dan bait, melainkan sesuatu yang terkandung di dalam kata,
baris, dan bait itu. Tegasnya, puisi adalah keindahan dan suasana tertentu yang
terkandung di dalam kata-kata. Dari penjelasan puisi di atas, terlihat beberapa
persamaan mengenai karakteristik sebuah puisi”.
Dengan majas yang kita gunakan membuat puisi, maka puisi
tersebut menjadi lebih variatif dan unsur keindahannya semakin kompleks.
Meskipun gaya bahasa yang digunakan penulis beranekaragam, namun itu menambah
kekayaan bahasa dalam puisi. Sehingga si pembaca dan pendengar lebih bisa
menghayati dan ikut merasakan apa isi atau makna yang terkandung dalam puisi
tersebut. Hal ini mengacu pada pendapat Awaludin (2009) sebagai berikut:
Dalam puisi terdapat kebebasan
menuangkan kata-kata menurut imajinasi si penulis. Oleh karena itu majas
sebagai gaya bahasa itu penting dalam puisi. Gaya bahasa yang digunakan oleh
setiap penulis atau penutur bahasa berbeda-beda. Gaya bahasa merupakan
pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh
seseorang dalam sebuah puisi, gaya penulisan menekankan unsur yang berkaitan
dengan fungsi dalam teks itu sendiri. Gaya bahasa sebuah teks puisi ditentukan
oleh maksut ataupun tujuan si penulis yang membuat puisi tersebut. Selain itu,
unsur kebiasaan seorang penulis serta unsur kedaerahan juga dapat mempengaruhi
gaya bahasa seorang penulis puisi.
Dalam
konteks puisi, bahasa adalah alat yang digunakan oleh penyair untuk memindahkan
pengalaman jiwa, yaitu pemikiran serta perasaannya kedalam puisi. Bahasa dalam
sebuah puisi perlu juga memperlihatkan kehalusan, kesempurnaan, dan kemuliaan pembentukan
serta penyusunannya sebagai syarat-syarat keindahan bahasa sastra (Guan,2010).
Sedangkan definisi gaya menurut Za’ba (1962) “gaya bahasa itu ialah rupa susuk
bahasa yang dipakai apabila berrcakap atau mengarangg, yaitu tentang
perkataannya, ikatan ayatnya, jalan bahasanya, cara susunan atau bentuk
peribahasanya”. Dalam puisi gaya bahasa
itu menentukan bagus atau tidaknya puisi
tersebut. Seperti pendapat (Usman,2010) “bahasa adalah alat atau wahana yang
magis, yang dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar dan dapat dirubah
perasaan atau pemikirannya oleh penyair”.
Oleh sebab itu gaya bahasa dalam sebuah karya sastra
khusunya puisi, sangat penting untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang
bagus dan dihargai masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa terhadap suatu karya
sastra khususnya puisi sangatlah penting. Karena dengan adanya gaya bahasa maka
puisi tersebut bervariatif dan bagus.
Didalam
unsure puisi terdapat gaya bahasa yang dibedakan menjadi 4 bagian yaitu gaya
bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa
berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya
makna. Selain itu majas juga terdapat dalam gaya bahasa yang biasanya sering
digunakan pada saat membuat puisi. Karena dengan majas pilihan kata dalam puisi
menjadi lebih bervariatif, selain itu majas dapat membuat penekanan-penekanan
terhadap isi suatu puisi. Sehingga puisi tersebut lebih berbobot dan pembaca lebih bisa memahami serta mengikuti apa yang
ditulis penyair.
Gaya
bahasa yang terkandung dalam suatu karya akan membuat karya akan menjadi lebih
bagus. Pilihan kata dan majas akan membuat karakteristik dan keistimewaan puisi
itu sendiri. Karena gaya bahasa suatu karya sastra puisi itu muncul dengan
seiring berjalannya imajinasi si penulis. Oleh karena itu seharusnya apabila
kita menulis sebuiah puisi, maka wajib memperhatikan gaya bahasa termasuk
unsure-unsur didalamnya.
3.2
Saran
Perlunya
pemahaman dan latihan lebih lanjut dalam menggunakan gaya bahasa pada puisi
agar yang dibuat menjadi lebih berbobot dan berkualitas untuk dibaca dan dipahami.
DAFTAR RUJUKAN
Putra, A. 2012. Definisi Bahasa dan Bahasa Baku
(online). (http://adje-putra14.blogspot.com/2012/03/definisi-bahasa-dan-bahasa-baku.html),diakses 5 November 2012.
2012. Majas Gaya Bahasa dalam Puisi, (http://academysectorpage.blogspot.com/2012/04/majas-gaya-bahasa-dalam-puisi-bahasa.html) diakses 5 November 2012.
Anomyus a. 2012. Bahasa Indonesia
(online). (http://Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.mht) diakses 5
November 2012.
Gaya bahasa dalam pandangan teori klasik (online). (http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/beberapa-gaya-bahasa-dalam-pandangan-teori-klasik.html) diakses 5
November 2012.
Anomyus b. Bahasa Dan Sastra (online). (http://Dunia Bahasa Dan Sastra_Stilistika.mht) diakses 5
November 2012
Anomyus c. Puisi (online). (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2242934-puisi.html) diakses 5 November 2012.
Anomyus d. Majas dalam Puisi (online). (http://www.scribd.com/doc/37538490/Majas-dalam-puisi.html) diakses 5 November 2012
Rahayu, I. 2010. Hubungan antara penguasaan (online).
(http://ika-rahayu.blogspot.com/2010/09/hubungan-antara-penguasaan-diksi-dan.html) diakses 5 November
Malna, A. & Tate, J. Nyanyian Bahasa (online). (http://Gaya Bahasa Puisi Afrizal Malna dan James Tate_Sebuah
Analisis Bandingan << Nyanyian Bahasa.mht) diakses 5 November 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar